Binkam

Polri dan Bulog NTB Pastikan Kualitas Jagung Desa Beleka Capai Standar Nasional

×

Polri dan Bulog NTB Pastikan Kualitas Jagung Desa Beleka Capai Standar Nasional

Sebarkan artikel ini
Jagung Desa Beleka dengan Kadar Air 10,3 KA Siap Serap Bulog NTB

LOMBOK BARAT – Komitmen Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam mendukung program ketahanan pangan nasional terus diwujudkan hingga ke tingkat desa. Pada hari Kamis, 02 Oktober 2025, suasana di Dusun Bila Tepung, Desa Beleka, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, menjadi saksi sinergi antara aparat kepolisian dan Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam memastikan kualitas komoditas strategis, yaitu jagung.

Kegiatan penting ini melibatkan Bhabinkamtibmas Desa Beleka, Aipda Mahsun, yang bertindak sebagai pendamping utama dalam pengecekan stok dan kualitas jagung siap kirim. Pengecekan dilakukan langsung oleh Kepala Bulog Provinsi NTB beserta tim, didampingi oleh pertanian/”>Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Beleka. Lokasi pengecekan terpusat di gudang tempat penjemuran milik Bapak Hamka, yang juga merupakan Ketua Kelompok Tani (Gapoktan) Aneka Tani setempat.

Mendukung Program Pemerintah dengan Pengawasan Langsung

Peran Bhabinkamtibmas sebagai garda terdepan kepolisian di desa tidak hanya terbatas pada pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), tetapi juga merambah ke sektor-sektor strategis seperti pangan. Pendampingan ini menjadi bukti nyata keseriusan Polri, khususnya jajaran Polres Lombok Barat, dalam menjamin kelancaran rantai pasok dan kualitas pangan lokal yang akan diserap oleh negara.

Kapolsek Gerung, Iptu I Gusti Agung Bayu Damana, menegaskan bahwa kegiatan pendampingan ini adalah bagian integral dari tugas kepolisian. “Bhabinkamtibmas adalah mata dan telinga kami di lapangan. Mereka tidak hanya memastikan situasi aman, tetapi juga aktif mendukung program-program pemerintah, salah satunya dalam memperkuat ketahanan pangan,” ujar Iptu I Gusti Agung Bayu Damana.

Beliau menambahkan bahwa kehadiran anggota Polri dalam proses pengecekan ini juga bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada petani dan mencegah potensi gangguan atau penyelewengan dalam transaksi komoditas pangan. “Sinergi antara Polri, Bulog, dan PPL sangat krusial untuk memastikan bahwa hasil panen petani lokal dapat terserap optimal dengan harga yang wajar, sekaligus menjamin kualitas yang sesuai untuk Cadangan Pangan Pemerintah (CPP),” tambahnya.

Pengecekan Kualitas Jagung: Kadar Air Ideal Mencapai 10,3 KA

Fokus utama dari kegiatan monitoring dan pengecekan adalah memastikan stok jagung yang ada memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh Bulog. Di gudang milik Bapak Hamka yang berlokasi di RT 08 Dusun Bila Tepung, Desa Beleka, terdapat stok jagung pipilan kering sekitar dua ton yang sedang dalam proses penjemuran.

Tim Bulog Provinsi NTB kemudian melaksanakan pengecekan kadar air pada biji jagung tersebut. Kadar air (KA) merupakan faktor penentu utama kualitas dan daya simpan jagung. Hasil pengecekan menunjukkan angka yang sangat memuaskan, yaitu 10,3 KA. Angka ini tergolong rendah dan ideal, mengindikasikan bahwa jagung tersebut memiliki kualitas tinggi dan siap untuk disimpan atau diproses lebih lanjut.

Kualitas jagung dengan kadar air yang rendah sangat vital, terutama karena jagung yang distok di gudang tersebut rencananya akan dijual ke Bulog. Penyerapan hasil panen petani oleh Bulog adalah langkah nyata pemerintah dalam mendukung stabilitas harga komoditas dan memperkuat Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).

Gapoktan Aneka Tani Berkontribusi pada Cadangan Pangan Nasional

Bapak Hamka, selaku Ketua Gapoktan Aneka Tani, menyambut baik kehadiran Bhabinkamtibmas Aipda Mahsun, tim Bulog NTB, dan PPL Desa Beleka. Beliau menyampaikan bahwa keterlibatan semua pihak ini sangat membantu petani dalam memastikan proses pascapanen berjalan sesuai standar.

“Kami, Gapoktan Aneka Tani, merasa terbantu dan termotivasi dengan adanya pendampingan ini. Kami berusaha keras menjaga kualitas hasil panen, dan hasil pengecekan kadar air sebesar 10,3 KA membuktikan kerja keras kami. Ini adalah kontribusi kami untuk program ketahanan pangan nasional, dengan harapan jagung ini dapat segera diserap oleh Bulog,” tutur Bapak Hamka.

Kegiatan pendampingan dan monitoring ini tidak hanya sebatas seremonial, tetapi merupakan praktik nyata sinergi antara aparat keamanan, penyuluh pertanian, dan kelompok petani. Kolaborasi ini memastikan bahwa komoditas pangan dari tingkat desa dapat tersalurkan secara efektif dan efisien, menjamin ketersediaan stok, dan pada akhirnya, memperkuat pondasi ketahanan pangan di wilayah Nusa Tenggara Barat dan secara lebih luas, bagi Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *